Sejarah Kerajaan Kediri

    Sejarah Kerajaan Kediri
    Foto Seketsa: Sejarah Kerajaan Kediri Dari Awal Berdiri Hingga Keruntuhannya.

    BUDAYA - Sejarah Kerajaan Kediri Dari Awal Berdiri Hingga Keruntuhannya memang sangat menarik untuk dibahas. Kerajaan Kediri atau juga disebut Kadari adalah salah satu kerajaan yang masyarakatnya menganut agama Hindu-Buddha. Pusat kerajaan ini ada di tepi Sungai Brantas, Provinsi Jawa Timur. Jika dilihat dari catatan sejarahnya, kerajaan ini mulai berdiri sejak abad ke-12. Kerajaan Kediri adalah salah satu bagian dari Kerajaan Mataram Kuno.

    Raja pertama kerajaan Kediri adalah Shri Jayawarsa Digjaya Shastraprabu. Setelah itu, raja-raja yang diketahui menguasai Kerajaan Kediri diantaranya adalah Kameshwara, Jayabaya, Prabu Krhoncharyadipa, Srengga Kertajaya dan Prabu Sarwaswera.

    Masa kejayaan Kediri adalah pada pemerintahan Raja Jayabaya. Kekuasaannya semakin luas dari yang sebelumnya hanya Jawa kemudian berkembang pesat di hingga hampir ke seluruh wilayah di daerah Pulau Jawa.

    Sejarah Lengkap Kerajaan Kediri Dari Awal Berdiri Hingga Keruntuhannya tentunya sudah banyak dicatat di berbagai sumber sejarah di Indonesia. Kerajaan Kediri berdiri setelah adanya putusan Raja Airlangga sebagai Raja terakhir Kerajaan Mataram Kuno. Raja Airlangga diketahui membagi Kerajaan Mataram Kuno menjadi dua bagian yakni Kerajaan Panjalu atau Kediri dan Jenggala atau Kahuripan.

    Awal mula pembagian wilayah kekuasaan ini dikarenakan adanya perebutan tahta kerajaan antara kedua anak Raja Airlangga pada tahun 1042. Agar tidak ada peperangan antar saudara tersebut, Raja Airlangga membagi kerajaanya menjadi dua bagian. Dimana Kerajaan Jenggala diberikan pada anaknya yang bernama Mapanji Garasakan dan Kerajaan Panjalu diberikan kepada anaknya yang bernama Sri Samarawijaya.

    Juga disebutkan bahwa Panjalu dikuasai oleh Jenggala. Hal ini tercatat dalam Prasasti Meaenga. Sementara nama raja Panjalu sebelumnya yakni Raja Mapanji Garasakan juga diabadikan. Kemudian, peperangan masih berlanjut dan akhirnya Kerajaan Panjalu Kediri sukses menguasai semua tahta Airlangga.

    Untuk menghindari pertikaian antara dua kerajaan, lokasi kedua kerajaan ini dibatasi dengan Sungai Brantas dan Gunung Kawi. Kerajaan Janggala atau yang dikenal juga sebagai kerajaan Kahuripan wilayahnya terdiri atas wilayah sekitar Delta Sungai Brantas dan Malang.

    Jika dipelajari lebih dalam, dapat diketahui bahwa wilayah Kerajaan Jenggala pada mulanya adalah pelabuhan Surabaya, Pasuruhan dan Rembang dengan Ibu Kota Kahuripan. Sementara wilayah Kerajaan Panjalu atau yang dikenal dengan nama Kerajaan Kediri diantaranya adalah wilayah Madiun dan Kediri dengan ibu kota Daha.

    Pengaruh dari Kerajaan Kediri pada masa Raja Jayabaya sangat luas bahkan sampai ke wilayah Sumatera yang pada masa itu masih berada dalam kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Pengaruh Kerajaan Kediri ini ada dalam kronik artefak Cina tahun 1178 M bernama Chou Ku-fei.

    Dalam kronik tersebut, diceritakan bahwa pada masa Kerajaan Kediri terdapat negeri yang paling kaya raya. Dimana negeri tersebut dikuasai oleh Raja bernama Sri Jayabaya. Tak hanya wilayah kekuasaannya saja yang sangat luas, seni sastra yang ada pada masa itu juga begitu terkenal hingga penjuru negeri. Hal inilah yang membuat Kerajaan Kediri begitu dihormati dan disegani oleh berbagai wilayah.

    Raja Raja Kerajaan Kediri :

    Pada saat Daha menjadi ibu kota kerajaan yang masih utuh

    Airlangga

    Pada saat Daha menjadi ibu kota Panjalu

    Sri Samarawijaya

    Pamwatan

    1042

    Sri Jayawarsa

    Sirah Keting

    1104

    Sri Bameswara

    Padelegan I

    1117

    Panumbangan

    1120

    Tangkilan

    1130

    Sri Jayabhaya

    Ngantang

    1135

    Talan

    1136

    Kakawin Bharatayuddha

    1157

    Sri Sarweswara

    prasasti Padelegan II

    1159

    Kahyunan

    1161

    Sri Aryeswara

    Angin

    1171

    Sri Gandra

    Jaring

    1181

    Sri Kameswara

    Ceker

    1182

    Kakawin Smaradahana

    Sri Kertajaya

    Galunggung

    1194

    Kamulan

    1194

    Palah

    1197

    Wates Kulon

    1205

    Pada saat Daha menjadi bawahan Singasari

    Mahisa Wunga Teleng putra Ken Arok

    Guningbhaya adik Mahisa Wunga Teleng

    Tohjaya kakak Guningbhaya

    Kertanagara cucu Mahisa Wunga Teleng (dari pihak ibu), yang

    kemudian menjadi raja Singhasari

    Candi Peninggalan Kerajaan Kediri :

    Candi Mirigambar.

    Candi Penataran.

    Candi Tondowongso.

    Candi Gurah.

    Candi Tuban.

    Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri :

    Prasasti Kamulan.

    Prasasti Galunggung.

    Prasasti Jaring.

    Prasasti Panumbangan.

    Prasasti Talan.

    Prasasti Sirah.

    Prasasti Kertosono.

    Prasasti Ngantang.

    Prasasti Padelegan.

    Prasasti Ceker.

    Runtuhnya Kerajaan Kediri :

    Kerajaan Kediri mulai mengalami kemunduran pada kekuasaan Raja Kertajaya. Runtuhnya Kerajaan Kediri ini berawal ketika terjadi perdebatan antara sang raja dengan masyarakat Kaum Brahmana. Masyarakat menganggap bahwa Raja Kertajaya telah melanggar aturan agama karena memaksa masyarakat menyembahnya seperti dewa.

    Hingga akhirnya, Kaum Brahmana meminta pertolongan secara langsung kepada Ken Arok yang kala itu memimpin kadipaten Tumapel. Pada tahun 1222 Masehi, pasukan Ken Arok mengalahkan Raja Kertajaya dan Kerajaan Kediri menjadi wilayah kekuasaan Tumapel yang selanjutnya berubah nama menjadi Kerajaan Singhasari.

    Sekian ulasan Sejarah Lengkap Kerajaan Kediri Dari Awal Berdiri Hingga Keruntuhannya, semoga bermanfaat untuk para pembaca yang budiman.

    Penulis : Jagad Dewa Batara

    sejarah budaya sosial kerajaan monarki
    Agung widodo

    Agung widodo

    Artikel Sebelumnya

    Tapa Brata Yoga Samadhi

    Artikel Berikutnya

    Paguyuban Kesenian Salam Magelang Dukung...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Lapas Permisan Gelar Senam Pagi, Disambut Antusias Oleh Warga Binaan
    WBP Lapas Semarang Terima Sertifikat dari BBPVP dan dinyatakan Kompeten dalam Pelatihan Basic Barista
    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar

    Ikuti Kami